![]() |
Kita adalah korban |
Judul : Kita Adalah Korban (Jilid 2)
Jenis File : Pdf
Halaman : 82 lembar
Ukuran : 38 MB
KITA adalah korban, sebab tak ada yang diuntungkan dalam konsumsi rokok, kecuali produsennya. Kesaksian orang-orang dalam buku ini menunjukkan bahwa rokok tak hanya merenggut tubuh dan nyawa penghisapnya, tapi juga orang di sekelilingnya. Perokok pasif malah jauh lebih berisiko karena umumnya mereka tak sadar telah terkena penyakit akibat rokok.
Cerita seorang aktivis politik dan hak asasi manusia mengkonfirmasi bahaya ini. Ia tak percaya paru-parunya terluka karena terpapar asap rokok, hingga bolak-balik ke rumah sakit, sampai dokter meyakinkan bahwa luka itu akibat racun nikotin yang dihisap koleganya ketika rapat partai. Atau seorang karyawan yang meninggal karena bertahun-tahun bergumul dengan mereka yang mengepulkan asap di ruang kerja.
Para perokok pasif umumnya tak siap dan tak sadar tubuh mereka rontok dimakan racun nikotin karena tak merokok, dan orang-orang dekatnya juga bersih dari nikotin. Lalu mereka kolaps karena jantung dan paru-parunya terkena kanker stadium lanjut. Rokok telah menjadi pembunuh manusia paling efektif dan massal yang ironisnya dilegalkan oleh negara.
Para perokok aktif, sementara itu, kesulitan berhenti sampai dokter memvonisnya terkena kanker atau pembuluh darahnya tersumbat hingga jantungnya berhenti berdetak.
Orang-orang dekatnya juga terimbas penyakit serupa karena racun rokok selamanya menempel di tubuhnya, mengendap di darah, melayang di udara hingga dihisap orang-orang sekeling tak berdosa yang sadar asap rokok begitu mematikan.
Buku ini bercerita tentang bagaimana rokok telah mengalahkan cinta, memisahkan mereka yang bersatu karena kasih sayang. Sebab rokok menyerang siapa saja ke arah siapa saja. Kaya miskin, tua muda, menjadi korban rokok karena efek dominonya yang dahsyat.
Seorang narasumber mengingatkan negara perlu turun tangan untuk mencegah korban rokok lebih banyak dengan cara mengendalikan distribusi, produksi, dan konsumsinya. Tanpa campur tangan negara—pemerintah, parlemen, lembaga penegak hukum—upaya masyarakat sipil yang peduli dengan generasi republik ini tak akan punya gaung yang gemanya memantul ke pelosok-pelosok negeri. Pendapatan dari cukai itu tak menjadi apa-apa ketika banyak orang yang sakit akibat racun nikotin.
Para korban yang bersaksi di buku ini—suami yang ditinggalkan istri karena jadi perokok pasif, istri yang sendiri karena suami meninggal akibat jadi perokok aktif, anak-anak yang menjadi yatim karena ayah dan ibunya direnggut nikotin—punya wasiat seragam: jauhi rokok karena pasti menyengsarakan. Jika tak berakhir di kuburan, perokok dan orang di sekelilingnya minimal mampir di ruang operasi rumah sakit.
Anda yang merokok adalah korban, mereka yang terpapar asap rokok jauh lebih korban, kita semua adalah korban. Maka stop merokok sekarang juga!
Silakan diunduh ebooknya di sini.
Link download 1
Link download 2
Artikel Terkait
Masyarakat
Tidak ada komentar: